Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

UPIK SURYANI : 'Berikan Kasih Sayang Full terhadap Anak Autis'

    

Upik Suryani bersama Suami Erkadius

BERIKAN
kasih sayang berlimpah terhadap tumbuh kembang anak-anak autis. Jangan mencari kegiatan diluar rumah dan fokus merawatnya dengan penuh cinta kasih nan tulus. Begitu nasehat Upik Suryani terhadap para ibu yang memiliki anak autis.

    Upik begitu sapaan akrab istri tercinta dari Erkadius ini merupakan ibu yang bisa dibilang sukses merawat anak autis. Kini, Upik dan Erkadius yang juga seorang dosen Fakultas Kedokteran Unand ini bangga, karena kini anak autis mereka bisa mandiri.

    Dia bersama suami, baru mengetahui bahwasanya putra bungsu mereka berbeda dengan anak-anak lain ketika umur dua tahun. Saat itu, putra mereka sangat pendiam, jikalau mengaplikasikan keingginan, dia hanya menarik tangan orangtua hingga permintaannya dipenuhi. 

    Kemudian, mereka banting stir untuk mencari tahu tentang perkembangan putra bungsu mereka. Setelah diketahui jikalau anak mereka autis. Erkadius langsung mencari buku-buku bacaan tentang anak-anak autis. Semua bacaan ataupun majalah luar yang membahas tentang anak autis telah dilahapnya. Sayangnya, dia tidak percaya dengan pantangan yang dilontarkan para ahli terhadap anak autis.  "Kuncinya berikan kasih sayang dan perhatian penuh terhadapanya," tegas Erkadius.

    Menurutnya, gangguan utama yang diderita anak autis adalah di daerah broca, tempat pengolahan informasi otak ke mulut. Anak autis mengalami ke sulitan di area itu, sehingga susah mengaplikasikan maunya secara verbal atau kata-kata. Sesuai teori dari majalah Times, anak autis lebih mudah mengolah matematika rumit dari pada ngomong.

   "Sejak usia dua tahun, diamnya bukan main. Apa yang dia mau tidak ngomong. Hanya sedikit bicara," ucap Erkadius. Berawal dari kesulitan mengaplikasikan apa yang diinginkannya, biasanya anak autis melakukan tindakan agak keras, supaya mendapatkan perhatian. Sehingga anak autis terkenal dengan hiperaktif.

    Dengan cekatan dan berkat bantuan sang suami disampingnya. Upik tidak pernah mengeluh dan putus asa merawat putra kesayangannya itu dengan penuh cinta kasih nan tulus. "Saya langsung memberikan kasih sayang yang full terhadap anak-anak. Saya tidak ada pembantu mengurus rumah. Semua pekerjaan saya jalani. Mulai dari memasak, membersihkan rumah, mengajar mereka mengerjakan PR, mengaji dan berhitung," ucap Upik tak pernah mengeluh, lelah ataupun malu memiliki anak autis.

   Justru dia bangga bisa mendidik anaknya yang spesial tersebut hingga ke perguruan tinggi.Dia memberikan saran juga kepada orangtua yang memiliki anak autis, agar rela mengorbankan keinginan untuk berkarir di luar rumah. Jikalau Anda menyadari, jika mempunyai anak mereka autis sebaiknya stop kegiatan diluar rumah, dari pada menyesal dan tak sanggup merawat dan membesarkan anak autis.

    "Sebaiknya jangan ada kegiatan di luar rumah dan harus fokus ke rumah mengurusi mereka," tegas Upik yang awalnya sempat down. Tapi berkat dorongan sang suami tercinta yang membantunya merawat anak.

    "Berzikir aja menerima dengan lapang dada. Berdoakan kepada Allah. Apakah didikan saya ini salah arah, jikalau benar tujukanlah. Dan apa yang harus saya lakukan dan tunjukanlah kami yang jalannya. Sementara itu papanya mencarikan bacaan dari luar," ucap Upik yang selalu disuport Erkadius agar merawat putra-putra mereka dengan setulus hati.

  "Kalaupun ada pembantu, nanti mereka akan cengeng," ucap Erkadius yang bangga dengan kemampuan anak autis mereka yang pintar matematika. Mereka sepakat untuk menyekolahkan putra mereka di sekolah umum mulai dari SD, SMP, SMA hingga Perguruan Tinggi. "Nah, ketika sekolah tersebut dibutuhkan kesabaran dan perhatian super ekstra terhadapnya," ucap Upik yang bisa melewatinya dengan penuh kesabaran.

    Saat dia sekolah saya mendampinginya berteman dengan guru-gurunya ataupu teman-temannya. Memantau perkembangan putranya setiap hari. Berkat kerja keras mereka, putra mereka bisa menyelesaikan pendidikan SD, SMP dan SMA secara maksimal. "Selepas SMA, saya memberikan kebebasannya kepada untuk ikut SPMB masuk ke perguruan tinggi negeri. Mungkin belum rezeki, akhirnya kami memasukannya ke perguruan tinggi swasta," ucap Upik yang selalu mendapatkan suport penuh dari suami. 

    Dia bisa merawat dan membesarkan ketiga putranya. Justru mereka bangga dengan kehadiran si bungsu yang berbeda dengan anak-anak lainnya. Dengan begitu mereka bisa memberikan perhatian dan kasih sayang kepada kedua putra normal mereka. Sehingga, kedua putra mereka berhasil di bidang kedokteran. Salah satu putranya adalah dokter muda pertama di Fakultas Kedokteran Unand. Dia mendapatkan gelar dokter di usia 20 tahun sepuluh bulan. Tak hanya itu, Upik juga merupakan ibu yang kreatif. 

    Di waktu senggang menemani anak ke sekolah, Upik selalu merenda. Dan kalau dirumah dia selalu membuat makanan kesukaan anak-anak. Sehingga, Erkadius selalu memberikan pujian ibu rumah tangga nan pintar dan kreatif kepada istri tercintanya itu. (lenggogeni)

Post a Comment for "UPIK SURYANI : 'Berikan Kasih Sayang Full terhadap Anak Autis'"