Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pelatihan Sapta Pesona Milik Warung Objek Wisata Religi Pondok Mengaji Az-Zikr di Nagari Ketaping

KEBERSAMAAN - Kebersamaan tim dosen Dr. Ir. Haryani, MTP, Rini Asmariati, S.T, M.T, Sindy Kanaya, Togu Alif M. Lubis beserta mahasiswa Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota FTSP UBH saat kegiatan pemberdayaan pemilik warung dalam penerapan sapta pesona di Objek Wisata Religi Pondok Mengaji Az-Zikr di Nagari Ketaping. (*)

Oleh : Dr. Ir. Haryani, MTP, Rini Asmariati, S.T, M.T, Sindy Kanaya, Togu Alif M. Lubis

    PASCA pengembangan Objek Wisata Religi Pondok Mengaji Az-Zikr di Nagari Ketaping Kabupaten Padang Pariaman akhir Desember 2021 tentunya berdampak pada aspek ekonomi masyarakat sekitar objek, sosial budaya dan lingkungan pondok mengaji. Atraksi wisata yang dilakukan pengunjung sangat bervariasi. Hasil pengolahan data Haryani (2018,2019,2021,2022) yang terbanyak pengunjung melakukan aktivitas duduk-duduk (57,5 %), menikmati suasana pantai yang indah dan nyaman sambil mendengar musik 10 %, berenang 20 % dan bermain pasir 5 persen.

    Atraksi duduk-duduk yang dilakukan pengunjung tak lepas dari sejuknya lingkungan pantai Ketaping dikarenakan masih banyaknya pohon-pohon cemara pantai maupun pohon waru yang tumbuh subur disepanjang pantai. Hal inilah yang membuat pengunjung betah berlama-lama berkunjung.

    Kenyamanan/amenitas pengunjung dapat juga dilihat dari penilaian pengunjung terhadap pelayanan yang ramah (14,6 %) di lokasi objek wisata religi, pantai yang indah dan bersih 36,6 %, parkir luas (14,6 %), fasilitas ibadah yang lengkap 21,9 % dan toilet yang bersih 7,3 %. Dengan kondisi fasilitas yang mumpuni dan rasa nyaman dan aman yang dirasakan oleh pengunjung, hampir semua pengunjung merasa puas (87,5 %) akan objek wisata baik dilihat dari kualitas objek maupun fasilitas yang ada.

    Salah satu usulan pengunjung yaitu agar keasrian lingkungan dijaga (6,9%) merupakan salah satu unsur Sapta Pesona yang harus menjadi perhatian dalam pengelolaan objek wisata religi ini. Sekaitan hal tersebut melalui Program Kemandirian Masyarakat (PKM) berupakan program untuk PTS (Perguruan Tinggi Swasta) tahun 2022 oleh Ditjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi melalui Program Isentif Pemberdayaan Masyarakat Terintegrasi dengan MBKM berbasis kinerja IKU. Melalui program ini dilakukan kegiatan Pemberdayaan Pemilik Warung dalam Penerapan Sapta Pesona di Objek Wisata Religi Pondok Mengaji Az-Zikr di Nagari Ketaping oleh Tim Dosen beserta mahasiswa Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota FTSP Universitas Bung Hatta. 

    Program-program PKM 2022 yang dilaksanakan untuk mengatasi persoalan yang ada di objek wisata religi ini diantaranya adalah memberikan Sosialisasi dan Diseminasi Sapta Pesona, memberikan pelatihan/praktek Sapta Pesona dan memberikan pelatihan menjaga lingkungan. Salah satu unsur Sapta Pesona adalah Kesejukan yaitu terciptanya lingkungan yang nyaman bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu menawarkan suasana yang nyaman dan rasa betah bagi wisatawan, sehingga mendorong lama tinggal dan kunjungan yang lebih panjang.

    Adapun tujuan Sapta Pesona adalah untuk meningkatkan kesadaran, rasa tanggung jawab segenap lapisan masyarakat, baik pemerintah, swasta maupun masyarakat luas agar mampu bertindak dan mewujudkannya dalam perikehidupan sehari-hari. Secara umum, manfaat diselenggarakannya program Sapta Pesona tentunya adalah menarik dan meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung ke suatu objek wisata, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Di samping itu, jika program Sapta Pesona dilaksanakan dengan baik dengan memenuhi segala unsur- unsurnya, tentu juga berdampak pada para wisatawan.

    Sapta Pesona ini dipahami sebagai 7 (tujuh) unsur yang terkandung dalam setiap produk pariwisata serta dipergunakan sebagai tolak ukur peningkatan kualitas produk pariwisata.

1. Keamanan ; kondisi yang memiliki makna menciptakan lingkungan yang aman bagi wisatawan dan berlangsungnya kegiatan Kepariwisataan, sehingga wisatawan tidak merasa cemas dan dapat menikmati kunjungannya ke suatu destinasi wisata.

2. Ketertiban ; kondisi mengandung makna menciptakan lingkungan yang tertib bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu memberikan layanan teratur dan efektif bagi wisatawan.

3. Kebersihan ; kondisi mengandung makna menciptakan lingkungan yang bersih bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu memberikan layanan higienis bagi wisatawan.

4. Kesejukan ; terciptanya lingkungan yang nyaman bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu menawarkan suasana yang nyaman dan rasa betah bagi wisatawan, sehingga mendorong lama tinggal dan kunjungan yang lebih panjang.

5. Keindahan ; kondisi mengandung makna menciptakan lingkungan yang indah bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu menawarkan suasana yang menarik dan menumbuhkan kesan yang mendalam bagi wisatawan, sehingga mendorong promosi ke kalangan / pasar yang lebih luas dan potensi kunjungan ulang.

6. Keramahan ; kondisi yang mengandung makna menciptakan lingkungan yang ramah bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu menawarkan suasana yang akrab, bersahabat serta seperti rumah sendiri bagi wisatawan, sehingga mendorong minat kunjungan ulang dan promosi yang positif bagi prospek pasar  yang lebih luas.

7. Kenangan ; kesan yang menyenangkan dan akan selalu diingat. mengandung makna menciptakan memori yang berkesan bagi wisatawan, sehingga pengalaman perjalanan/kunjungan wisata yang dilakukan dapat terus membekas dalam benak wisatawan dan menumbuhkan motivasi untuk melakukan kunjungan ulang.

    Sejalan dengan kesejukan, filosofi di Minangkabau bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman, maka telah dilaksanakan penataan lingkungan dan bersih-bersih pantai Ketaping 30 Oktober 2022. Penataan dilakukan dengan membuat masterplan dan aksi nyata yaitu bersih pantai dan penanaman pohon. Penanaman pohon dimaksudkan untuk menjaga lingkungan untuk tetap hijau, sejuk dan teduh. Sedangkan pembuatan masterplan pantai Ketaping adalah untuk menjadi acuan bagi kelompok IRT/pemilik warung jika ingin mengembangkan tempat usahanya agar tetap teratur dan indah. Sedangkan bersih pantai dilakukan untuk memberikan contoh bahwa tempat usaha harus selalu bersih dan terbebas dari sampah sehingga setiap warung yang ada disekitar objek wisata salah satunya harus menyediakan tempat sampah. 

    Penanaman pohon disepanjang pantai Ketaping sebanyak 100 batang terdiri dari jenis pohon cemara laut, ketapang, waru, nangka dan jengkol. Jenis pohon yang dipilih merupakan jenis pohon untuk peneduh dan jenis pohon buah dengan harapan selain pantai menjadi sejuk, indah, aman dari terjangan abrasi pantai dan angin kencang juga diharapkan pohon buah dapat menghasilkan sehingga dapat dikonsumsi atau bahkan dijual oleh masyarakat sekitar.

    Kelompok sasaran yang menjadi mitra dalam KKM adalah IRT (Ibu Rumah Tangga) sekaligus pemilik warung yang baru membuka warung pada kawasan Objek Wisata Religi Pondok Mengaji di Pantai Ketaping. Ada 10 pemilik warung yang tersebar di pantai Ketaping yang berpartisipasi dalam KKM ini baik pada kegiatan Sosialisasi dan Diseminasi Sapta Pesona, Pelatihan/praktek Sapta Pesona dan Pelatihan menjaga kebersihan warung dan penataan lingkungan. (*)


Post a Comment for "Pelatihan Sapta Pesona Milik Warung Objek Wisata Religi Pondok Mengaji Az-Zikr di Nagari Ketaping "