DAMPAK KEMAJUAN TEKNOLOGI INFORMASI
MENGERIKAN. Itu yang terpikir bagi Anda ketika melihat foto korban kecelakaan di perlintasan Lanud Tabing, Minggu (8/1) tersebar di dunia maya. Hanya dalam waktu hitungan detik, foto tersebut bisa dilihat ribuan pasang mata.
Mulai dari anak-anak hingga dewasa. Mereka dapat melihat si Korban dengan mata ‘telanjang’ tanpa disensor terlebih dahulu. Masyarakat tersebut memanfaatkan media baru untuk menyampaikan informasi. Setiap detik kita dapat mengetahui informasi dari berbagai belahan dunia.
Nah, itu berkat kecanggihan teknologi saat ini. Para pengunggah memanfaatkan teknologi untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat. Dengan secepat angin, masyarakat bisa mengunggah informasi yang mereka peroleh ketika berada di lapangan kepada siapapun.
Artinya, media baru merupakan merupakan sebuah terminologi untuk menjelaskan konvergensi antara teknologi komunikasi digital yang terkomputerisasi serta terhubung ke dalam jaringan. Contoh dari media yang sangat merepresentasikan media baru adalah internet.
Tentunya dengan berkat layanan internet. Di sana masyarakat dapat melihat ribuan situs yang bisa Anda gunakan untuk menyampaikan informasi bagi masyarakat luas. Seperti, Blog, Facebook, Twitter, Blackberry Mesengger, Yahoo, Skype ataupun situs lainnya.
Melalui situs-situs tersebut mereka dapat menjelajahi dunia tanpa ruang batas sekalipun. Mereka dapat pergi ke negara manapun di belahan dunia melalui internet. Menurut bapak blogger Indonesia, Enda Nasution, internet adalah taman bermain raksasa kami yang tanpa batas. Masyarakat dapat membuat ikon data diri, keluhan, curhat ataupun informasi yang mereka lihat dengan mata kepala di lapangan. Artinya, dunia internet tak terbatas. Hanya dalam hitungan detik Anda bisa mengetahui perkembangan yang terjadi di Arab, Amerika Serikat ataupun benua Eropa sekalipun. Salah satu contoh lagi, kejadian jatuhnya pesawat di Amerika Serikat.
Dengan masyarakat yang melihat kejadian tersebut memberikan informasi tentang jatuhnya pesawat dan langsung mengupload foto yang mereka ambil ditempat kejadian. Sehingga, masyarakat yang tengah ‘menjelajahi’ dunia maya dapat dapat mengetahui secara cepat tentang jatuhnya pesawat tersebut. Begitu juga ketika masyarakat yang tengah menuju kawasan Bukittinggi. Sayangnya di tengah perjalanan di Padang Panjang ada kejadian musibah tanah longsor. Mereka dengan secepat kilat mengupdate statusnya melalui jejaring sosial Facebook atau Twiter, ‘Telah terjadi longsor di Kawasan Padang Panjang. Macet total’ Mereka yang membaca status tersebut dapat mengetahui bahkan tertolong dengan informasi tersebut. Banyak sekali kelebihan media baru ini.
Banyak kelebihan menggunakan media baru tersebut. Kita dapat mengetahui informasi secara cepat. Para pengunggah dapat mengupload apapun yang mereka lihat tanpa ada sensor dari siapapun. Salah satu contoh, tersebarnya foto korban kecelakaan di perlintasan Lanud Tabing. Siapapun yang berada di tempat kejadian langsung mengupload foto korban tanpa disensor sekalipun. Bagi Penulis itu adalah pekembangan media baru yang kebablasan. Masyarakat lang sung mengupload foto tersebut tanpa adanya sensor. Mereka tidak memberikan blur pada tubuh korban. Tujuan mereka memang bagus, memberikan efek jera kepada siapapun, agar tetap waspada terhadap keselamatan jiwa.
Ironisnya, mereka tidak menghiraukan perasaan mereka yang melihat foto tersebut. Apakah gembira, sedih, mengerikan ataupun marah ketika menyaksikan foto tersebut. Itu adalah salah satu dampak negatif dari new media. Siapapun bisa menjadi jurnalis. Tapi mereka menyampaikan informasi tidak akurat dan tepat. Bahkan terlihat sadisme ketika menampilkan atau memberikan informasi tersebut khalayak publik. Hanya kecepatan informasi saja yang mereka lihat. Terpenting mereka memberikan informasi ditengah masyarakat.
Seperti seorang teman di Facebook memberikan informasi ‘telah terjadi kebakaran di Lubuk Begalung’. Tapi sayangnya keakuratan datanya sangat kurang. Nah, jika kita bandingkan new media dan old media, tentu sangat jauh perbedaan. Data dari old media sangatlah akurat dan tepat. Terpenting, foto kejadian yang ditam pilan bukanlah terlihat sadisme.
Mereka menyampaikan informasi berupa foto tentu pun mereka sangat menyeleksinya. Sesuai dengan kode etik dari jurnalisme. Waduh sekarang bukan zamannya lagi untuk menampilkan foto-foto berdarah-darah ke masyarakat.
Dengan dua perbedaan tersebut, itu artinya, new media tentu akan tergeser sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi. Sebab, new media berkembang pesat karena adanya kecanggihan teknologi dalam berinovasi. Akan tergeser pula dengan perkembangan zaman.
(Lenggogeni - Wartawati Harian Singgalang)
Post a Comment for "DAMPAK KEMAJUAN TEKNOLOGI INFORMASI"
Silahkan Tinggalkan Komentar Yach..Thanks..
Post a Comment