Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

MENJELAJAH 'PAMAN SAM' LEWAT IVLP

Lenggogeni berpose dengan latar belakang Gedung Capitol Hill, Kantor Kongres Amerika Serikat. Ketika itu ia sedang berada di Newseum. (*) 

    HAMPIR
sebulan sudah, Wartawan Harian Singgalang, Lenggogeni mengikuti program International Visitor Leadership Program (IVLP) atas undangan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat melalui Konsulat Amerika untuk Sumatera yang berada di Medan. Dia bersama dengan Bonardo belajar mengenai New Media Journalism dan aplikasinya di empat negara bagian, Washington DC, Tampa Florida, Salt Lake City Utah dan  Honolulu, Hawaii. Perjalanan mereka dimulai 3-27 Juni 2011. Berikut laporan Wartawati Lenggogeni :

    Perjalananku diawali dari Padang, Sumatra Barat, 3 Juni. Sehari sebelumnya saya berpamitan dengan semua teman-teman, para sahabat dan para senior yang telah memberikan dukungan moril dan semangat untuk menimba ilmu di negeri Paman Sam.

    Pagi itu saya diantar ibu, ayah, dan seorang kakak.  Dengan perasaan takut berbaur menjadi satu didalam pikiran. Tapi tekad bulat untuk menambah ilmu pengetahuan tentang dunia jurnalistik baru menghancurkannya. Rasa itu mencair menjadi kobaran api semangat untuk melihat negerinya  Obama. Yes We Can.

    Jumat pagi, sebelum berangkat kebandara Soekarno Hatta, kami para peserta IVLP breafing dengan pihak kedutaan Amerika Serikat di Jakarta. Nah, saat rapat itu saya pertama kali bertemu dengan Bonardo Maulana Wahono, Editor, Translator dan Writer Vivanews.com. Ternyata, Agustinus Eko Rahardjo, News and Current Affairs Departement, Kompas tidak bisa pergi. Sementara Zainal Arifin dari Head Journalist Of Politic And Security Division, Serambi Newspaper, Aceh menyusul kami. Sayangnya, hari ketiga kami di AS, visanya belum bisa keluar, sehingga hanya kami berdua melanjutkan perjalanan. 

WASHINGTON DC 

    Kami dari Indonesia berangkat bertiga, saya, Bonardo Maulana Wahono dan Robi Alexander Sirait, Staff Ahli DPR RI ke Washington DC. Kami mengunakan dua pesawat, Cathay Pasific dan Delta Airlines.  Berangkat dari Bandara  International Soekarno Hatta Cengkareng Jakarta dengan Cathay Pasific ke Hongkong. Kami menempuh perjalanan selama hampir lima jam. Kemudian kami terbang dengan mengunakan pesawat Delta Airlines selama 15 jam lebih ke Detroit negara bagian AS. Nah, hampir satu jam kami kemudian terbang kembali ke bandara Reagen Washington DC. Ya ampun ini adalah penerbangan jarak jauh pertama saya. Kami sampai di Washington DC Sabtu sekitar pukul 19.15 PM dengan cuaca cerah. 

White House 

    Saya dan Bonardo Maulana Wahono dijemput  Indonesian Language Interpreter, Sih Nunu Cornelison. Sedangkan, Robi Alexander Sirait di jemput Ismir, karena tema program kami dengan Robi begitu sapaan akrabnya berbeda.Saya dan Bonardo Maulana Wahono langsung dibawa ke penginapan Homewood Suite untuk istirahat. Rasa capek hampir 21 jam terobati melihat indah dan megahnya Washington DC. 

    Sebagai urang awak yang pertama kali ke luar negeri, amat terkagum-kagum. Seolah seperti mimpi. Negara yang hanya bisa saya lihat di film, televisi dan koran hingga dunia maya ternyata dapat saya rasakan dan nikmati keindahannya dengan mata telanjang.

    Wonderful....Negaranya amat menyenangkan. Orang-orangnya sangat ramah dan penyapa. Setiap bertemu siapapun di jalan, mereka saling menyapa, hello dan apa kabar. Bangunan hingga jalannya sangat teratur dan bersih. Tak satupun saya temui sampah berserakan di tanah.

    Di Washington DC saya temui bangunan perkantoran yang teratur. Warna dan tinggi bangunannya pun hampir sama. Masyarakat AS sangat mematuhi peraturan lalu lintas. Yang membuat saya terkagum-kagum adalah para pengendara kendaraan lebih menghargai pejalan kaki. Begitu pula pejalan kaki tidak sembarangan menyebrang. Mereka selalu menyebrang di tempatnya yakni di persimpangan lampu merah. 

Usai Makan Malam di Amrik

    Kangen..perasaan itu yang saya rasakan ketika menginggat kembali kenangan selama di Washington DC. Disana saya berkesempatan untuk mengikuti city tour ke tempat-tempat bersejarah di Washington, DC dan ke museum-museum.

    Salah satunya adalah, National Mall. Dimana tempat tersebut adalah area terbuka di downtown DC yang diapit oleh Lincoln Memorial dan US Capitol dengan Washington Monument di pada bagian tengah barat.

    Perjalanan di awali, dari Gedung Putih, Thomas Jefferson Memorial, Lincoln Memorial, World War II Memorial, Korean War Veterans Memorial, Vietnam Veterans Memorial dan US Capitol. Pemerintah dan masyarakat disana sangat menghargai jasa para pahlawan. Sebab, masyarakat yang besar adalah bangsa yang menghargai pahlawan. Apalagi, museumnya pun sangat tersusun lengkap dan rapi.

TAMPA, FLORIDA

    Seminggu sudah kami berada di Washington DC. Kami melanjutkan ke negara bagian St. Petersburg Tampa, Florida. Negara bagian ini berbeda dari Washington DC. St. Petersburg merupakan sebuah kota di Amerika Serikat. Kota ini letaknya di bagian tenggara. Tepatnya di negara bagian Florida. Pada tahun 2006, kota ini memiliki jumlah penduduk sebesar 248.098 jiwa dan memiliki luas wilayah 344,7 km².Kota ini memiliki angka kepadatan penduduk sebesar 4.162,7 jiwa/km². 

Monasnya Amrik

    Di sini menemui rumah penduduk yang menarik. Rumahnya seperti di film-film. Ada cerobong asapnya. Masyarakatnya sangat ramah. Florida negara bagian yang indah. Dimana, saya melihat hamparan laut yang membiru. Disina, saya melihat banyak burung pelikan nan lucu dan jinak. Tak ketinggalan kami juga diberikan kesempatan untuk melihat museumnya. Sungguh menyenangkan. Kami berada di Florida lima hari. Kemudian melanjutkan perjalanan ke Salt Lake, Utah.

SALT LAKE CITY, UTAH

    Setelah menempuh perjalanan hampir empat jam (transit Texas), kami sampai di negara bagian yang nyaman, indah dan aman ini. Salt Lake kalau kita artikan kedalam bahasa Indonesia Danau Garam. Untuk danau yang berisi konsentrasi garam yang tinggi, lihat danau garam. Memang benar.

    Salt Lake City merupakan sebuah kota di bagian tengah negara Amerika Serikat, tepatnya di negara bagian Utah. Nama kota ini kadang-kadang disingkat menjadi SLC. Kota ini memiliki jumlah penduduk sebesar 181.698 jiwa pada tanggal 1 Juni 2008, yang membuatnya menjadi kota terbesar ke-126 di Amerika Serikat. Salt Lake City memiliki luas wilayah 285,9 km², dan memiliki angka kepadatan penduduk sebesar 643,3 jiwa/km². Salt Lake City pernah menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin pada tahun 2002.

    Pertama kali menginjakan kaki di Salt Lake City, udaranya sangat sejuk. Hamparan bunga menghiasi setiap pemandangan yang kita lalui. Dimana dari kejauhan kita melihat gunung Rocky. Ketika kami berada disana kami melihat salju menutupi   pegunungan. Kata masyarakat disana seharusnya salju sudah habis di pegunungan, karena sudah masuknya musim panas, akan tetapi salju di sana ada. Mungkin karena cuaca ekstrim sehingga salju belum mencair (atau menunggu saya dan bonar melihat salju..hehehe).  

Waikiki Beach, Hawaii

    Bermain dan melihat salju adalah pengalaman pertama saya. Amat menakjubkan atas kekuasaan Allah SWT. Danau membeku menjadi es salju. Sungguh besar kuasanya. Kami bermain bersama. Rasa dingin berubah menjadi bara api yang membuat panas tubuh.  Disana orangnya sangat baik. Baik kepada semua orang. Walaupun kita berasal dari negara lain, mereka sangat ramah dan saling menyapa. Karena, kita umat manusia atas dua adalah bersaudara. Lima hari di Salt Lake City, Utah tak terasa, karena kotanya sangat indah. Setiap pagi kita melihat bunga berseri yang berwarna warni.

HONOLULU, HAWAII

    Welcome to Hawaii. Begitu kalimat pertama yang saya dengar. Masyarakat sangat welcome terhadap turis. Paras masyarakat hawaii hampir sama dengan masyarakat indonesia. Karena daerahnya tropis. Tidak ada musim salju. Yang hanya setiap hari kita temui pelangi menghiasi langit nan biru dan hujan panas.  Itulah ciri khas surga  bagi pencinta surfing nomor satu didunia ini. Hati saya sangat senang ketika memandangi langit. Berwarna warni perasaan saya ketika itu. 

    Objek wisatanya sangat bersih. Apalagi pusat objek wisatanya seperti  pantai Waikiki amat bersih. Para turis dengan nyaman dan tenang berjemur dihamparan pantai putih bersih ini. Tak hanya itu para turis juga dimanjakan dengan gemuruh ombak yang tinggi. Jika kepanasan para turis bisa menikmati es serut yang berwarna warni. Mmm, enaknya. 

    Intinya, setelah mengunjungi beberapa negara bagian di Amerika Serikat pemikiran saya tentang negara Obama ini berubah. Masyarakatnya sangat bersemangat dan ramah. Mereka tidak pernah membedakan masyarakat pendatang dengan yang asli. Mereka berbaur. Disana banyak tinggal masyarakat yang berasal dari berbagai negara, seperti Filipina, Jepang, Korea dan Cina. (*) 


Post a Comment for "MENJELAJAH 'PAMAN SAM' LEWAT IVLP "