RINDU LEBARAN : Kue Kering di Meja Ibu
KUE kering di meja ibu. Hal itulah yang dirindukan semua orang ketika lebaran. Mulai dari aneka kacang-kacangan hingga kue terbuat dari bahan mentega. Kue tradisional seperti kue sapik, kue bawang, kue arai pinang plus kue yang dikemas dalam kaleng. Tak lengkap rasanya tidak jikalau tidak ada minuman.
Entah itu minuman kaleng, es buah ataupun air sirup. Semua tersebut disajikan di hari raya. Menyambut kemenangan, setelah sebulan lamanya berpuasa, menahan rasa lapar dan dahaga. "Di meja makan biasanya tersedia aneka kacangan-kacangan. Mulai dari kacang tojin, kacang telur hingga kacang mete," ucap Irawati.
Semua aneka kacang-kacangan tersebut dibeli Irawati di toko kue menjelang lebaran. "Seminggu menjelang lebaran, biasanya saya memesan kacang tojin dan kacang telur di toko sama salah satu teman saya. Sedangkan kacang mete, saya beli di supermarket," ucapnya. Tak hanya itu, Irawati juga menyediakan aneka kue terbuat dari mentega, seperti kue putri salju, kue nastar dan kue coklat. "Aneka kue terbuat dari mentega tersebut juga saya beli. Tapi, stoknya tidak sebanyak kacang-kacangan," jelas Irawati.
Kacang-kacangan memang menjadi kue favorit di hari lebaran, sehingga paling duluan habis dari pada kue terbuat dari mentega. "Saya memiliki budget khusus membeli kue-kue tersebut. Sekitar Rp1 juta dana yang disediakan membeli aneka kue tersebut," ucap Irawati. Dia lebih memilih kue yang sudah tersedia di toko, tanpa susah payah membuatnya.
"Alasannya, saya tidak bisa membuat kue ditambah pula kesibukkan saya sebagai pegawai swasta. Alhasil, saya hanya konsentrasi memikirkan menu berbuka untuk suami dan anak-anak," kata Irawati. Jikalau dipaksakan membuat kue di rumah, tentu hasilnya tidak memuaskan. Kue, tenaga dan uang terbuang sia-sia, karena gosong ataupun rasanya kurang bersahabat dilidah. Konsekuensinya, kue hasil karya sendiri tentu akan menjadi bahan cemoohan seluruh anggota keluarga. "Gagal total dech," ucapnya.
Alhasil, Irawati lebih memilih membeli kue lebaran di toko langganan. Cita rasanya terjamin dilidah keluarga, sehingga kue lebaran tersebut dirindukan setiap lebaran datang. Rindu kue kering buatan ibu, juga dirasakan, Indah, 27. Setiap lebaran, dara cantik yang selalu pulang kampung ke Padang. "Kue yang paling saya rindukan adalah kue sapik. Tradisional banget. Kue sapik buatan ibu pokoknya paling top dan enak sedunia," kata Indah.
Diceritakan Indah, sedari kecil dia bersama dua adiknya memang menyukai kue sapik buatan ibu. "Setiap lebaran ibu selalu menyempatkan membuat kue sapik. Biasanya kami juga diajari cara membuat adonannya hingga memasak dan proses pemanggannya di atas kompor," jelas Indah. Walaupun Indah sudah bisa membuat kue sapik sendiri, namun menurutnya kue sapik adonan ibu nomor wahid. Rasanya tidak bisa menandingi kue sapik yang di jual di toko.
Kue yang sama juga dirindukan Wati. "Rasanya yang manis dan renyah membuat saya tidak bisa berpindah ke lain hati memilih aneka kue terbuat dari mentega," kata Wati. Menurut Wati, kue sapik itu semakin lama, semakin enak. "Cobalah rasanya begitu spesial. Walaupun bahannya hanya gula, tepung dan telur diaduk menjadi satu. Kemudian di panggang dengan mengunakan alatnya yang terbuat dari besi. Adonan tersebut dimasukan kemudian disapik. Nah, asal mula namanya kue sapik," katanya.
Wati juga sedih, kue sapik langka beredar di pasaran. Kalaupun ada, tentu harganya lebih mahal ketimbang kue-kue terbuat dari mentega. "Harga yang mahal, karena proses pembuatannya harus ekstra hati-hati. Jikalau ingin hasilnya yang renyah dan enak, maka api yang digunakan sedang. Mengingat proses pembuatannya ribet tersebutlah, sebagian orang enggan membuatnya," jelasnya.
Sekarangkan zamannya instan saja, tanpa harus ribet bersusah payah memasak di dapur. Dalam hitungan jam, kue sudah tersedia di meja. Tentunya dengan membelinya di toko. Hal itulah yang dilakukan Itas, 60. "Berhubung anak-anak sudah besar dan berkeluarga. Ditambah pula dengan keterbatasan tenaga, kue kering untuk lebaran di beli saja di toko," jelasnya.
Itas biasa mempercayakan ke anak-anaknya membeli kue kering. "Si bungsu, Riri, biasanya membeli kue kering lebaran. Tentunya pesanan dari semua anggota keluarga. Kacang tojin, kue bawang dan sedikit kue mentega," ucap Itas. Kue paling favorit adalah kacang tojin, sehingga paling duluan habis.
Lain halnya, Chika, 27. Ibu satu anak ini, rajin membuat kue. Di H-15 lebaran, nalurinya sebagai ibu memikirkan kue 'penghias' di meja semakin memuncak. Ada diantara mereka membeli ataupun membuat kue. Demi memberikan suguhan terbaik untuk tetamu yang datang berkunjung di hari nan fitri. "Saya biasanya membuat kue di rumah," ucap Chika, 27.
Sebelum membuatnya, Chika terlebih dahulu mencari resep melalui media sosial ataupun minta resep 'ajaib' teman-temannya. Kemudian mencatatnya, lalu membeli bahan-bahannya di pasar tradisional. "Catatan tersebut saya bawa ke pasar. Dan serahkannya ke penjaga toko, agar menyediakan bahan-bahan tersebut," katanya.
Setelah sampai di rumah, Chika sibuk mempratekkannya, sambil melihat tata cara membuatnya. "Terkadang saya pernah mengalami kegagalan dalam membuat adonan kue kering," ucap Chika. Chika mengakui ketika mencicipi kue keringnya, selalu tertawa geli bahkan tak segan berkata kuenya tidak enak.
"Tapi saya tidak patah semangat untuk mencoba resep yang lain," katanya. Alhasil, setiap lebaran Chika selalu menyempatkan untuk membuat kue. Walaupun ditengah kesibukannya mengurus buah hati yang masih balita, Chika tak patah semangat untuk menyediakan kue kering di meja. Terkadang, ia mengajak serta anaknya, Yuri mencetak kue di meja.
"Terkadang kita berdua seperti main masak-masakan didapur," kata Chika geli melihat tingkah anaknya yang membantunya. Nah, setelah kue tersebut masak, makan buah hatinya dulu yang mencicipinya. "Yurilah menjadi koki tester kue. Setelah lulus sensor Yuri, kue baru dimasukan dalam botol dan disajikan untuk tamu di hari lebaran," katanya. Banyak sekali kebahagian di hari lebaran. Namun yang paling dirindukan adalah suasananya dan kue kering yang terletak di meja rumah ibunda. (Lenggogeni)
Post a Comment for "RINDU LEBARAN : Kue Kering di Meja Ibu "
Silahkan Tinggalkan Komentar Yach..Thanks..
Post a Comment